Penulis: admin

Wamendag: Kemendag bantu UKM lebih Kompetitif tembus Pasar Ekspor


Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan terus memfasilitasi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menembus pasar ekspor.

“Saat ini Indonesia sedang bertransformasi dari negara eksportir barang mentah dan setengah jadi, menjadi negara eksportir barang industri dan industri berteknologi tinggi,” kata Wamendag lewat keterangan resmi di Jakarta, Rabu (10/2).

Menurutnya, saat ini Kemendag membantu UKM lebih kompetitif sehingga dapat menembus pasar ekspor negara tradisional dan non-tradisional.

Beberapa sektor yang konkret menunjukkan transformasi tersebut antara lain pada ekspor komoditas besi baja, kendaraan bermotor, serta perhiasan.

“Sektor tersebut mampu memberikan tingkat upah yang cukup tinggi dan melibatkan banyak UKM Indonesia,” paparnya. Jerry menjelaskan, perlu dilakukan langkah bersama dalam mengidentifikasi produk-produk UKM yang akan diangkat ke pasar internasional.

Di samping juga diperlukan berbagai kegiatan serta langkah-langkah peningkatan kualitas dan performa produk-produk UKM dalam negeri tersebut.

“Dengan identifikasi yang cermat dan dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan, diharapkan kita dapat mengembangkan berbagai produk UKM potensial agar bisa berjaya di pasar global,” ujar Jerry.

Dia pun mengapresiasi kinerja para perwakilan perdagangan di luar negeri, baik Atase Perdagangan maupun Indonesian Trade Promotion Center yang turut melakukan sosialisasi seputar kebijakan perdagangan Indonesia.

Perwakilan perdagangan di luar negeri dinilai sangat membantu dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti penyuluhan bisnis, pendampingan buyer, dan penjajakan kesepakatan dagang atau business matching.

Legislator Golkar: Pemda dan Satgas Penanganan Covid-19 Tingkatkan Pengawasan PPKM Mikro


Berita Golkar – Wakil Ketua DPR RI Fraksi Partai Golkar Azis Syamsuddin meminta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dapat meningkatkan pengawasan terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

“Saya meminta Pemerintah Daerah (Pemda), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, bersama Dinas Kesehatan untuk meningkatkan pengawasan terhadap PPKM Mikro, agar implementasi PPKM Mikro dapat berjalan sesuai target dan mencapai tujuan untuk menekan angka Covid-19, seperti pembatasan kegiatan di tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan penularan” ujar Azis kepada wartawan, Selasa (9/2/2021).

Diketahui PPKM Mikro mulai diterapkan di beberapa wilayah Indonesia per 9 hingga 22 Februari 2021, sebagaimana yang tertuang di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 3 Tahun 2021.

Politisi Partai Golkar ini mendorong agar Pemda bersama Satgas Penanganan Covid-19 untuk dapat mengklasifikasikan kondisi masing-masing wilayah.

Azis berharap, penanganan Covid-19 yang dilakukan dapat sesuai dengan cakupan pemberlakuan pembatasan serta meningkatkan penelusuran atau pelacakan kontak erat pasien Covid-19 (tracing) guna memutus rantai penyebaran virus Corona.

“Pemerintah Pusat dan Pemda untuk memperbanyak tempat isolasi mandiri atau isolasi terpusat guna meminimalisir potensi penularan Covid-19 di berbagai kluster serta mensosialisasikan prosedur pelaksanaan isolasi mandiri, serta membentuk tim-tim pemantau kondisi kesehatan pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri sehingga kondisi pasien dapat terpantau dengan baik” tuturnya.

Tak hanya itu, Azis juga ingin Pemda dapat melalukan sosialisasi, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan aparat keamanan, Satgas Covid-19 hingga sampai ke tingkat bawah Ketua RT/RW dan stakeholder yang terkait.

Hal itu dilakukan, tutur Azis, agar pelaksanaan PPKM terintegrasi dengan baik dengan selalu menerapkan protokol kesehatan sesuai yang tertera dalam aturan PPKM Mikro.

“Penegakan hukum terhadap pelanggar protokol kesehatan Covid-19 harus tegas, masyarakat harus dapat bekerja sama dan mengikuti arahan petugas jika karantina wilayah diberlakukan, guna menekan angkat penyebaran virus Corona” tukasnya.

Airlangga Hartarto: Pers tetap menjadi Sarana Informasi Terpercaya untuk Masyarakat


Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku pers menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Terutama, dalam perannya menjadi referensi untuk mengetahui informasi dan isu-isu strategis nasional.

Pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021 ini, Airlangga berharap pers tetap menjadi sarana informasi terpercaya untuk masyarakat. Terutama, saat bangsa Indonesia menghadapi kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang.

“Pers tidak boleh lelah dan harus terus semangat untuk menjadi sarana informasi terutama di masa pandemi seperti sekarang ini,” ucap Airlangga, Selasa (9/2).

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga berharap pers tetap menjaga nilai-nilai kritisnya, berupaya selalu independen, dan menjunjung tinggi integritasnya.

Menurut Airlangga, peran pers di masa pandemi sangat penting. Informasi positif yang disebarkan pers bisa berpotensi menciptakan rasa optimistis kepada masyarakat. Pers juga bisa berperan menangkal (hoaks) terkait Covid-19.

Melalui independensi dan integritas pers, Airlangga mengaku pesan-pesan positif untuk membantu membangkitkan optimisme masyarakat menghadapi pandemi sangat bermanfaat. Sebab, dalam situasi saat ini, dibutuhkan kerja sama seluruh pihak untuk saling menguatkan.

“Semoga pers tanah air senantiasa menjunjung nilai independensi, dan dapat terus menyebarkan kebermanfaatan bagi masyarakat,” ujar Airlangga.

Dedi Mulyadi Beri Bantuan Langsung untuk Banjir di Subang


Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar Dedi Mulyadi menengok lokasi bencana banjir di daerah pemilihannya, Subang. Banjir menerjang sejumlah lokasi di Subang, termasuk Kampung Cengkong, Desa/Kecamatan Sukasari dan Kampung Poponcol, Desa Pamanukan Hilir, Kecamatan Pamanukan pada Senin (8/2/2021).

Untuk menjangkau para korban banjir, Dedi mengaku langsung menerabas banjir dengan kendaraannya. “Saya tembus ke sana. Orang nggak berani ke sana. Saya hanya punya dua pilihan, bisa kembali atau celaka. Itu risiko,” katanya kepada wartawan melalui telepon, Selasa (9/2/2021).

Dedi mengatakan, banjir tersebut terbilang cukup parah, terutama di daerah Pamanukan. Dedi mengatakan, pihaknya menyiapkan nasi hangat dan air untuk korban banjir.

Bantuan makanan langsung santap itu penting karena korban bisa langsung mengonsumsinya tanpa ribet harus memasaknya. Dedi mengakui, warga kini sudah mulai paham dan memiliki kecakapan. Cekatan dalam menangani banjir.

“Mereka berani terjun tanpa alas kaki, tanpa pengaman di daerah rawan. Kekuatan warga itu sebenarnya yang utama,” katanya.

Wakil Ketua Komisi IV jelaskan penyebab banjir, yang menerjang sebagian wilayah di Subang disebabkan pembangunan properti yang tak terkendali. Menurut Dedi, semua kawasan penyerapan air seperti rawa, sawah, hutan, dibabat untuk pembangunan kawasan perumahan dan pabrik.

Padahal, kata Dedi, sebelumnya di daerah itu tak pernah terjadi banjir. “Kata warga di situ, dulu nggak pernah banjir. Penyebabnya pembangunan, properti. Sawah dihantam, rawa diuruk untuk properti. Nggak ada serapan,” kata Dedi kepada media melalui sambungan telepon, Selasa (9/2/2021).

Dedi melanjutkan, sungai-sungai di Subang, yakni Citarum dan aliran-liran sungai kecil mengalami pendangkalan dan penyempitan. Penyebabnya karena dari hulu air bercampur lumpur mengalir. Hal itu terjadi karena lahan di hulu mengalami pegundulan akibat penambangan dan perambahan hutan.

“Saya sudah sampaikan itu ke DPR. Problemnya apa? Kurang diurus. Seluruh DAS (daerah aliran sungai) mana sih yang nggak ditutupi bangunan? Hampir semuanya tertutupi dan selama ini dibiarkan. Tidak ada penindakan terhadap bangunan-bangunan yang berderet di pinggir sungai, semuanya dibiarkan,” tandas Dedi.

Menurut Dedi, seharusnya di sepanjang DAS tak ada bangunan. Sementara kenyataannya banyak. Dedi mengatakan, kian hari Indonesia semakin rawan bencana, mulai longsor dan banjir. Hal itu karena tata ruangnya yang berantakan dan itu harus dibenahi.

“Itu yang saya sampaikan ke Kementerian Lingkungan Hidup. Saya menyebut diperlukan audit lingkungan. Kabupaten jangan dipotret sama kabupaten, harus dari luar. Nggak bisa motret dari dalam,” katanya.

Dedi beralasan, untuk audit lingkungan tidak bisa dilakukan secara internal oleh pemda sendiri karena dipastikan tidak objektif. Pasti ada kepenntingan. Audit lingkungan harus dilakukan oleh auditor lingkungan independen dan ditangani langsung oleh pemerintah pusat. “Tata ruang harus ditarik ke pusat, dipotret dari udara,” katanya.

Menko Airlangga: Pemerintah terapkan PPKM Mikro 9-22 Februari 2021


Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro atau di tingkat lokal mulai 9-22 Februari 2021.

Airlangga menuturkan PPKM ini akan diberlakukan hingga tingkat RT, RW, Desa, dan Kelurahan dalam rangka menekan kasus positif serta melandaikan kurva sebagai prasyarat keberhasilan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

“Tentu perlu ada pendekatan yang lebih mikro sesuai dengan arahan bapak presiden yaitu sampai tingkat desa atau pun kelurahan,” katanya dalam konferensi pers daring, dikutip dari salah satu media online, Senin, 8 Februari 2021.

Ia menjelaskan agar skenario pengendalian terkontrol dengan baik, maka perlu dibentuk posko atau pos jaga di tingkat desa dan kelurahan yang melakukan empat fungsi yaitu pencegahan, penanganan, pembinaan, dan pendukung operasional penanganan Covid-19.

Ia merinci untuk fungsi penanganan meliputi 3T yaitu tracing, testing, dan treatment. Sementara, fungsi pencegahan meliputi sosialisasi penerapan 3M dan pembatasan mobilitas.

Kemudian, fungsi pembinaan meliputi penegakan disiplin, pemberian sanksi, persuasi pembatasan kerumunan, dan memperkuat solidaritas warga. Sedangkan, fungsi pendukung meliputi data, logistik, komunikasi, dan administrasi.

Ia melanjutkan untuk skenario pengendalian dalam pos jaga terdiri dari empat yakni memaksimalkan 3T, isolasi pasien positif dan kontak erat, pembatasan mobilitas dan pergerakan, serta penyediaan kebutuhan pokok seperti beras dan masker.

“Pembentukan pos komando di tingkat desa dan kelurahan yang dikepalai oleh Kepala Desa dan Lurah,” ujarnya.

Tak hanya itu, terdapat juga peningkatan 3T dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yaitu untuk testing akan dilakukan swab test antigen gratis bagi masyarakat di Desa dan Kelurahan oleh Kementerian Kesehatan dengan menggunakan fasilitas kesehatan dan puskesmas di wilayah masing-masing.

Untuk, tracing dilakukan penelusuran dan pelacakan lebih intensif di desa hingga kelurahan dengan menggunakan tracer dari Babinsa atau Bhabinkamtibmas yang telah dididik sebagai tracer oleh Kementerian Kesehatan.

Sementara, untuk treatment yaitu pelaksanaan isolasi mandiri dan terpusat perawatan di fasilitas kesehatan yang dikoordinasikan oleh pos jaga desa atau kelurahan.

Adapun, untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa pemberian beras akan dilakukan bagi masyarakat yang berada di zona merah. Sedangkan, bantuan masker kain diberikan kepada seluruh masyarakat desa.

“Pengaturan pemberlakuan pembatasan berbagai kegiatan masyarakat yang pada level kabupaten dan kota yang diterapkan oleh Gubernur menjadi prioritas wilayah yang menetapkan PPKM mikro,” jelasnya.

Agus Gumiwang: Sektor Manufaktur Tumbuh dan Bertahan Saat dihantam Pandemi


Berita Golkar – Industri manufaktur di Tanah Air masih mencatatkan performa positif pada beberapa subsektornya meski di tengah kondisi tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Pada kuartal IV tahun 2020, terdapat beberapa subsektor yang tetap konsisten berkontribusi serta menjadi penopang angka pertumbuhan industri pengolahan.

“Memang secara tahunan industri pengolahan nonmigas terkontraksi sebesar 2,22 persen. Namun bila kita bandingkan dengan kuartal sebelumnya (q-to-q), saya melihat sudah ada tren positif dan pertumbuhan industri sudah mengalami rebound,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Senin (08/02/2021).

Pada kuartal IV tahun 2020, industri logam dasar tumbuh 11,46 persen dengan meningkatnya permintaan luar negeri.

Kemudian industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 8,45 persen, terutama didukung peningkatan permintaan domestik terhadap sabun, hand sanitizer, dan disinfektan serta peningkatan produksi obat-obatan, multivitamin, dan suplemen makanan.

“Dari banyaknya sektor industri yang terimbas pandemi COVID-19, sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tetap memiliki demand tinggi sehingga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian,” sebut Menperin.

Selanjutnya, industri makanan dan minuman tumbuh 1,66 persen pada kuartal IV-2020. Menurut Agus, sektor tersebut merupakan salah satu sektor yang memiliki permintaan tinggi ketika pandemi COVID-19.

Sebab, masyarakat perlu mengonsumsi asupan yang berkualitas untuk menjaga kesehatan.

“Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang sangat potensial untuk terus dipacu, sektor ini kami proyeksikan agar mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” imbuhnya.

Selain itu, subsektor manufaktur yang juga memberikan kontribusi positif pada kuartal IV-2020 meliputi industri otomotif dan industri semen.

Pada periode tersebut, produksi mobil mencapai 206.937 unit atau naik sebesar 82,21 persen dari kuartal sebelumnya. Sedangkan, penjualan mobil secara wholesale atau penjualan sampai tingkat diler mencapai 159.981 unit, atau naik sebesar 43,98 persen (q-to-q).

Agus menuturkan, berbagai kebijakan dan stimulus telah dirancang Pemerintah guna membangkitkan gairah usaha para produsen kendaraan bermotor.

“Terlebih industri otomotif merupakan satu dari sektor-sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,” jelasnya.

Sedangkan, industri semen pada kuartal IV 2020 mencatatkan produksi semen sebesar 18,53 juta ton atau naik 2,91 persen (q-to-q). Pengadaan semen dalam negeri pada periode tersebut meningkat sebesar 18,06 juta ton atau 3,11 persen (q-to-q).

Agus mengatakan, sebagai upaya terus mendorong daya saing sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, Kemenperin terus mendorong penerapan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Salah satu langkah yang dilakukan terkait program ini adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16 Tahun 2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Produk Farmasi.

Melalui aturan tersebut, tata cara penghitungan nilai TKDN produk farmasi bukan lagi menggunakan metode cost based, tetapi dengan metode processed based.

“Peningkatan utilisasi TKDN merupakan kunci utama agar Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri di sektor farmasi, khususnya dalam hal produksi bahan baku obat. Dengan penghitungan TKDN melalui processed based, berarti ada penghargaan atas upaya riset dan pengembangan yang dilakukan oleh pelaku industri farmasi,” paparnya.

Kinerja positif dari beberapa subsektor manufaktur tersebut, menurut Agus, menandakan sektor nonmigas di Tanah Air terus mengalami perbaikan, meski masih berada dalam tekanan pandemi.

“Melihat data yang menunjukkan performa tersebut, sektor usaha optimistis menuju ke masa pemulihan,” tuturnya.

Dalam upaya mendorong produktivitas industri di masa pandemi, Kemenperin juga terus mengoptimalkan implementasi Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) yang diberikan kepada perusahaan industri serta perusahaan kawasan industri.

Yang menjadi catatan penting, perusahaan industri yang mendapatkan IOMKI wajib menjalankan protokol kesehatan penanganan COVID-19 dalam operasional dan mobilitas kegiatan industrinya.

“Melalui instrumen tersebut, Kemenperin terus berupaya menjaga keberlangsungan operasi dan mobilitas kegiatan industri dengan mengutamakan penerapan protokol kesehatan,” sebut Menperin.

Hingga saat ini, Kemenperin telah menerbitkan 18.651 IOMKI dan mencabut 342 IOMKI dari perusahaan tidak patuh pada aturan yang ditetapkan. Penerbitan sejumlah IOMKI tersebut meliputi sekitar 5,1 juta tenaga kerja yang masih dapat bekerja hingga saat ini.

Misbakhun Ingatkan Subsidi Tidak dikurangi, guna Sejahterakan Rakyat kala Pandemi Covid-19


Berita Golkar – Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Mukhamad Misbakhun mengingatkan agar subsidi tidak dikurangi, mengingat subsidi adalah amanat konstitusi yang berupaya untuk menyejahterakan rakyat.

Kehadiran negara dalam bentuk subsidi energi terutama listrik, BBM, dan LPG rumah tangga dalam situasi pandemi Covid-19 sangat dinantikan oleh rakyat Indonesia.

“Gas, listrik, dan BBM ini kan public goods. Penguasaannya oleh negara. Oleh karena itu, negara harus hadir dan mengelola sumber daya ini dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran semua rakyat Indonesia,” terang Misbakhun dalam Rapat Kerja Penelaahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) berkaitan Kebijakan Pengelolaan Subsidi Energi, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1 dan 2 dijelaskan, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh negara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.

Berangkat dari dasar hukum ini, Misbakhun tidak sepakat dengan pengurangan subsidi. Baginya, secara langsung atau tidak, pengurangan subsidi turut mengurangi peran negara untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.

Dalam rapat kerja yang turut dihadiri oleh jajaran Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN itu, Misbakhun kecewa dengan sistem dan aplikasi terapan subsidi energi di Indonesia yang longgar dan tidak tepat sasaran, sehingga memungkinkan terbukanya peluang penyelewengan penyaluran subsidi. Padahal, rakyat Indonesia membutuhkan subsidi energi yang kian tahun makin sulit diperoleh.

“Tadi telah disampaikan mengenai bagaimana sistem subsidi ini berjalan. Sistem subsidi di Indonesia ini kan sangat longgar. Karena apa? Karena subsidi ini dipegang oleh rekening pemerintah. Menteri Keuangan sebagai bendahara umum negara menggunakan rekening 99 dan itu sangat fleksibel. Sehingga, rekomendasi BPK, kebetulan saya juga akuntan negara, jadi mengetahui dari sisi policy, program subsidi ini sering tidak ter-planning,” jelas Misbakhun.

Dirinya menerangkan hambatan subsidi juga bisa muncul karena sulitnya menemukan titik ekuilibrium antara mekanisme pasar dan barang publik.

Jika terus menerus mengejar mekanisme pasar, rakyat akan tertinggal dalam proses pembangunan. Oleh karena itu, negara perlu secara serius mengintervensi di antara keduanya lewat kebijakan yang dibuat.

Politisi Fraksi Golkar itu berharap setiap pemangku kebijakan tetap melanjutkan program subsidi energi dengan catatan memperbaiki tata kelola dan skema pelaksanaan sekaligus pengawasan.

Di antaranya, memperbaharui data penerima subsidi, membangun sistem yang saling terintegrasi, dan memperkuat struktur pengawasan pengelolaan subsidi energi.

“Sesulit apapun, jika negara hadir untuk meringankan beban rakyat, maka saat ini negara berperan dalam mewujudkan kesejahteraan Indonesia. Akan sangat lebih baik jika tata kelola sekaligus pengawasan sistem dan aplikasi terapan subsidi energi diperbaiki,” pungkas wakil rakyat dari Jawa Timur II itu.

Di dalam RDP tersebut, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memaparkan sejumlah rekomendasi BPK terkait subsidi energi dan kompensasi tahun 2019, seperti menyusun mekanisme penganggaran berbasis kinerja atas kebijakan kompensasi BBM dan TTL sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, membuat dukungan analisis dampak capaian target nasional sebelum realisasi pembayaran kewajiban pemerintah

Selanjutnya, menetapkan kebijakan jenis transaksi dan syarat status atas transaksi yang dilakukan set-off, dan menyusun alokasi anggaran lebih rinci untuk rencana pembayaran utang kepada pihak ketiga dan utang jangka panjang dalam negeri lainnya di tahun 2020.

Strategi Airlangga Hartarto dalam Percepatan Pemullihan Ekonomi pada 2021


Berita Golkar – Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengaku telah memiliki sejumlah strategi untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan melakukan reformasi struktural pada 2021. Salah satunya adalah fokus memulihkan kepercayaan konsumen.

“Caranya dengan menanamkan usaha mikro pada kegiatan masyarakat dan vaksinasi. Vaksinasi akan dimulai dan akan diberikan secara gratis untuk mencapai kekebalan kelompok 182 juta pada akhir tahun ini,” kata dia dalam acara Indonesia Economic Outlook 2021, secara virtual, Senin (8/2).

Kedua, pemerintah telah berkomitmen untuk melanjutkan penanganan Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di 2021. Adapun alokasi anggaran sekitar Rp619,3 triliun dengan enam prioritas yang sama.

Ketiga, pemerintah akan melaksanakan reformasi struktural melalui penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Penerapan standar norma prosedur dan kriteria dengan menggunakan asumsi basis risiko dalam undang-undang ini akan mendorong pemerintah lebih efisien, mudah, dan pasti.

Dalam UU Cipta Kerja, pemerintah juga memberikan fasilitas perlindungan, pemberdayaan, insentif, dan pemberian pembiayaan usah mikro. Sebagaimana diketahui UMKM berperan besar dalam perekonomian Indonesia dan Indonesia memiliki iklim usaha yang lebih kondusif bagi UMKM.

“Saat ini pemerintah sedang membina pelaksanaan UU Ketenagakerjaan yang terdiri dari 49 RPP dan 5 orang. Semua peraturan ini diharapkan dapat menjadi pedoman pelaksanaan bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan UU Cipta Kerja,” jelasnya.

Selanjutnya, dalam rangka mendorong investasi, pemerintah juga telah menetapkan kebijakan pengaturan investasi yang terbuka untuk semua bisnis yang diajukan kecuali yang tertutup oleh undang-undang.

Pemerintah juga menawarkan berbagai insentif fiskal dan non fiskal kepada investor untuk menginvestasikan dananya dalam penyelenggaraan kegiatan prioritas melalui Lembaga Pengelolaan Investasi (LPI). LPI sebagai alternatif dan memberikan kepastian hukum beberapa investor global.

Anggota Komisi IX DPR RI F-Golkar Optimis Target Vaksinasi Covid-19 Terpenuhi


Berita Golkar – Anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini optimistis target Pemerintah atas vaksinasi Covid-19 akan rampung dalam waktu setahun atau paling lambat 15 bulan akan terpenuhi.

Diketahui, Pemerintah menargetkan akan menyelesaikan proses vaksinasi kepada sekitar 181,5 juta penduduk Indonesia dalam jangka waktu 15 bulan. Proses vaksinasi itu sendiri dilakukan secara bertahap, terhitung sejak Januari 2021 hingga Maret 2022.

“Saya optimistis target tersebut bisa dicapai. Kalaupun meleset ya lebih-lebih sedikit. Karena Pemerintah sudah dapat komitmen pembelian vaksin untuk memenuhi kebutuhan sekitar 400 juta lebih vaksin. Pemerintah juga sudah bekerja keras menyiapkan data masyarakat yang akan divaksin,” kata Yahya dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Minggu (7/2/2021).

Untuk mencapai target atau sasaran tersebut, kata Yahya, tergantung pada kecepatan penyediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi.

Berkaitan dengan vaksinasi kepada tenaga kesehatan yang sedikit terlambat, Yahya menjelaskan hal disebabkan karena data tenaga kesehatan yang bersumber dari Kementerian Kesehatan tidak valid sehingga pendaftaran secara online tidak berjalan lancar.

“Tapi sudah diatasi dengan cara manual. Sekarang pergerakannya sudah lumayan lancar. Sampai sekarang sudah sekitar 650 ribu tenaga kesehatan yang divaksin dengan rata-rata harian sekitar 50 ribu orang. Yang divaksin dua kali sudah 71 ribu orang dengan rata-rata harian 19 ribu orang,” ujar politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Yahya mengatakan, kalau vaksinasi berjalan lancar dan sesuai target maka akan terjadi herd immunity sehingga tahun 2022 secara berangsur Covid-19 akan berakhir.

Oleh karena itu, ia meminta semua pihak bekerja keras dan optimistis. Dia menambahkan, kunci percepatan vaksinasi untuk mencapai target bebas Covid-19 adalah pada pendataan, sebab kalau data valid maka pelaksanaannya akan lebih cepat.

“Kita selama ini sudah punya pengalaman dengan imunisasi dan cukup berhasil. Kemudian, yang perlu diperhatikan dan dapat jaminan adalah mutu vaksin tetap aman mulai dari produksi, distribusi, penyimpanan sampai digunakan untuk masyarakat,” kata legislator dapil Jawa Timur VIII itu.

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto menyampaikan optimistis atas pencapaian target vaksinasi Covid-19 dari Pemerintah.

“Kita semua optimistis. Kementerian Kesehatan, Bio Farma, semua optimistis. Sudah ditargetkan oleh Pak Presiden satu tahun,” kata Bambang.

Ia menjelaskan bahwa tugas Bio Farma adalah menyiapkan kebutuhan vaksin dari Kemenkes, dan sejauh ini Bio Farma dalam posisi siap menyediakan vaksin. “Untuk setahun ini target kita ada 429 juta dosis, ya Bio Farma nanti siapkan, dalam rangka supaya cepat mengatasi COVID-19,” kata Bambang.

Nurul Arifin: Partai Golkar Dukung Penundaan Revisi RUU Pemilu


Berita Golkar – Fraksi Partai Golkar memutuskan untuk menunda revisi RUU Pemilu karena situasi pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan untuk menggelar pilkada tahun 2022 dan 2023.

“Sikap terakhir setelah mencermati dan mempelajari RUU Pemilu, serta melihat situasi saat ini, memutuskan untuk menunda revisi UU Pemilu,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin, Senin (8/2/2021).

Untuk diketahui, awalnya pendukung revisi UU Pemilu dan ide pilkada 2022-2023 yang termasuk dalam substansinya, yakni Golkar (85 kursi), Nasdem (59 kursi), Demokrat (54 kursi), dan PKS (50 kursi) yang memiliki total 248 kursi.

Sementara, yang menolak adalah PDI Perjuangan (128 kursi), PKB (58 kursi), PAN (44 kursi), dan PPP (19 kursi) dengan total 249 kursi. Usai Presiden Joko Widodo menyampaikan sikap tak sepakat dengan pilkada 2022-2023, Gerindra yang memiliki 78 kursi bergabung ke kelompok ini.

Pekan lalu, Ketua Umum Nasdem Surya Palopo menyatakan, pihaknya juga mengubah sikap dan bergabung dengan partai yang meminta penundaan RUU Pemilu. Menurut Nurul Arifin, sikap Partai Golkar berubah karena situasi pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan untuk menggelar pilkada pada 2022 dan 2023.

Golkar mengakui bahwa saat ini memang konsentrasi negara sebaiknya dicurahkan untuk mengatasi pandemi Covid-19. “Kami mendukung Pemerintah untuk fokus pada penanganan pandemi Covid dan pemulihan ekonomi,” pungkas Nurul Arifin.

Scroll to top